Sabtu, 16 Juni 2012

KURANG PENGALAMAN BERAKIBAT MENGGELIKAN




Cerita ini terjadi beberapa hari yang lalu pd saat saya mengikuti suatu pelatihan, kebetulan saat itu pelatihan dan tempat menginap untuk para pesertanya di suatu hotel yang lumayan mewah karena tarif sewa kamarnya sekitar Rp 800 ribu di suatu kota di wilayah Kalimantan Timur.
Saya kebetulan mendapat kamar di lantai dua bersama dengan seorang kawan dari daerah pedalaman ( sebut saja pak UK) , untuk masuk kamar harus memakai kunci yang seperti kartu atm bentuknya, jadi kalau masuk harus digesekkan di bagian slot  pintu, demikian pula untuk menyalakan lampu juga harus memasukkan benda seperti kartu atm tersebut, sedangkan untuk mandi tersedia air panas dengan mengarahkan tombol kran ke sisi kiri.
Bagi saya sudah tidak terlalu bermasalah karena setahun yang lalu mengikuti pelatihan dengan fasiitas penginapan yang hampir sama. Saat itu saya check in lebih awal dari teman saya ini, sehingga masuk kamar karena gerah saya mandi yang bershower dan ber bathtub, saya memilih mandi memakai shower tapi di dalam bathtub tentu saja dengan memutar kran air pada posisi mendekati warna merah biar agak hangat sedikit airnya. Selesai mandi posisi tombol merah lupa saya kembalikan ke normal, sehingga berakibat kejadian konyol yang menimpa  teman sekamar saya waktu mandi setelah saya.
Rupanya pak UK ini belum pernah mandi dengan fasilitas seperti yang saya sebutkan diatas, langsung menyalakan kran di dekat bathtub dengan posisi tombol masih merah (bekas saya tadi) sehingga begitu mengenai tubuhnya dia langsung berteriak- teriak sambil mungkin loncat- loncat menghindari air panas yang menerpa tubuhnya, rupanya beliau ini melihat wastafel disebelah bathtub kebetulan diatas watafel ada gelas untuk gosok gigi, tanpa pikir panjang beliau ini mandi memakai air yang ada di kran wastafel dengan memakai gelas sebagai gayungnya. Dapat dibayangkan betapa susahnya mandi bergayung gelas, apalagi gelasnya kecil lagi. Sementara beliaunya mandi saya tengah nonton tv, tiba-tiba dari arah kamar mandi tampak air merembes memasuki kamar tidur, usut punya usut ternyata karena pak UK mandi pakai gelas dan air meluber karena posisi lantai kamar mandi dan posisi lantai kamar tidur ketinggiannya sama. Untung saja melubernya air tidak terlalu banyak karena gayung mandinya hanya memakai gelas, coba kalau gayung mandi  betulan apa nggak tenggelam kamar tidur tempat kami nginap hehehehe........

Senin, 07 Mei 2012

PENCURIAN GINJAL - modus kejahatan baru


Di Jakarta ada seorang mahasiswi menghadiri perayaan di Crown pada suatu sabtu malam. Dia merasa sangat bahagia dan banyak minum miras, pd saat itu datanglah seorg pemuda ganteng menghampiri dan duduk di depan dia. 

Dengan segala cumbu rayu akhirnya si mahasiswi setuju untuk di ajak si pemuda ganteng tersebut ke sebuah hotel yang dekat dengan Crown dan mereka check in pada sebuah kamar suite yang mewah. Di dalam kamar mahasiswi tersebut minum miras dan mulai tidak sadar dan tertidur. 

Pada saat ia terbangun, ia menemukan dirinya telanjang dan terbaring dalam bathtub kamar mandi yang penuh dengan es balok, ia menemukan secarik kertas disamping bathtub dengan tulisan merah yg berbunyi : "TELPON UGD KALAU TIDAK ANDA AKAN MATI" Handphone dia juga tergeletak di samping kertas itu, dia meraihnya dan menelpon nomer tersebut dan memberitahukan keadaannya; dokter meminta dia agar memeriksa bagian punggungnya; hasilnya dia menemukan 2 luka sepanjang 9 inch pada bagian bawah punggungnya! Dokter meminta si mahasiswi agar tetap berbaring di bak mandi yang penuh dengan balok  es tersebut dan agar tidak banyak bergerak! 

Tim penolong segera datang menolongnya! Rupa- rupanya GINJAL nya telah dicuri!!! Luka pada punggungnya adalah bekas jahitan sewaktu terjadi proses pengambilan ginjalnya! Di pasar gelap sebuah ginjal dinilai seharga Rp. 500.000.000 ! Menurut diagnosis dokter hakim; dlm minumannya mungkin tidak hanya terkandung obat bius biasa, tetapi juga obat bius pati rasa yang keras; es balok juga berfungsi membantu menghilangkan rasa sakit, sehingga untuk sementara si korban tidak merasakan sakit.

 Tragisnya si mahasiswi tersebut tak mendapat sumbangan ginjal segera, sehingga ia TIDAK tertolong. Kepolisian menghimbau kepada masyarakayt, bahwa : TERJADI TINDAK KRIMINAL BARU; sasaran utama nya pemuda-pemudi, turis, pelajar. WASPADALAH...!!!!!PLEASE Baca PENTING!!!!! Silakan dibroadcast kpd teman2 utk referensi/perhatian. (Source: http://khoirunnisa-syahidah.blogspot.com/2012/05/waspadalah-terhadap-pencurian-ginjal.html

SEKILAS CLASH I BELANDA JULI 1947


DI WILAYAH JOGJA JATENG JABAR

Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan serangan baik laut, udara dan darat ke wilayah RI. Tepat pukul 00.00 pasukan- pasukan kita d front depan diserang secara mendadak, sedang di front belakang diserang pada pukul 06.00 pagi.
Di Jogja, sekitar pukul 07.00 pagi, 4 buah pesawat pemburu Belanda terbang rendah mengelilingi kota Jogjakarta, setelah melayang-layang 15 menit, keempat pesawat terbang ke arah kota Semarang. Tengah hari datang lagi 4 pesawat pembom Belanda dan melakukan pemboman terhadap lapangan terbang Maguwo yang terletak disebelah timur kota Jogjakarta. Serangan dilancarkan dari pukul 15.35 sampai dengan pukul 15.50 yang mengakibatkan beberapa kerusakan pada lapangan terbang tersebut dan terdapat empat orang korban luka-luka karena serangan tersebut.
Pukul 07.55 pagi, sebuah bomber Belanda terbang di atas kota Magelang dan menyebarkan pamflet propaganda Belanda yang ditanda tangani oleh Van Mook.Di front Semarang, Belanda pukul 07.30 mulai melancarkan serangan dengan membombardir di daerah sekitar Gunungpati. Di front Bandung, Belanda melepaskan tembakan dengan senjata berat ke arah kampung- kampung di sektor Bandung Timur, pihak kita membalas dengan tembakan –tembakan pula.
Di Tasikmalaya empat pesawat bomber Belanda, menyerang  lapangan terbang Cibeureum, akibatnya dua orang tewas dan satu orang luka ringan. Pukul 14.00 sampai 14.30 Tasikmalaya kembali mendapat serangan udara yang kedua kalinya. Lima buah bom dijatuhkan yang mengakibatkan banyak rumah penduduk rusak parah, tetapi sebuah bom yang beratnya 25 kg tidak meledak. Di front Bandung Timur Belanda melepaskan tembakan- tembakan dengan senjata artileri, tembakan ini terjadi dari pukul 13.30 sampai dengan 14.00 kemudian diulangi lagi 14.30 sampai dengan 15.00 yang diarahkan ke daerah Rancaekek dan Tanjungsari. Hari itu juga pesawat- pesawat bomber Belanda membabi buta melakukan penembakan- penembakan di Sumedang, Cicalengka, kampung – kampung disekitar Nagreg dan jalan antara Leuweungtiis dan Nagreg.

DI WILAYAH JAWA TIMUR

Pukul 05.20 sebuah kapal perang Belanda dan beberapa motorboot menyerang pelabuhan Ketapang dibantu oleh dua pesawat terbang yang menembak dari udara. Pesawat- pesawat tersebut menyebarkan pamflet di atas kota dan kemudian menyerang daerah sepanjang pantai dengan mitralyur berat. Bahkan bengkel kereta api juga diserang dari udara sehingga menyebabkan satu orang tewas. Pamflet propaganda Belanda isinya “tentara kerajaan dapat menjamin keamanan dan keadaan damai selama- lamanya, jangan membumi hanguskan, yang merusak akan dihukum, dan pasukan senjata supaya menyerah”. Seorang penduduk mengatakan, bahwa isi pamflet mengingatkan pamflet Jepang sebelum tentara mereka menyerbu ke Indonesia.
Di kota Banyuwangi diserang selama seharian, bahkan sehari sebelumnya, tanggal 20 Juli 1947 sebuah kapal perang Belanda dengan 10 motorbootnya berlayar di selat Bali. Kereta api penumpang yang berangkat dari Banyuwangi ke Jember diserang oleh dua peswat bomber Belanda dengan tembakan mitralyur pada pukul 07.50. Sedangkan pada pukul 09.15 di Besuki berlabuh beberapa kapal perang Belanda dan menembaki pantai Blitok, selain itu beberapa pesawat Belanda menyebarkan pamflet di daerah Besuki.
Isi pamflet yang ditanda tangani Letnan Jenderal Spoor berisi :
1.       Kepada rakyat, agar jangan gelisah dan supaya menghalang- halangi tindakan bumi hangus
2.       Kepada pasukan bersenjata supaya menyerahkan senjata
3.       Kepada pamong praja supaya membantu pemerintah Belanda, karena mereka bertanggung jawab pada rakyat
4.       Kepada alim ulama dipersilahkan meneruskan kewajibannya yang suci dan murni
Pamflet propaganda Belanda ini diakhiri dengan kalimat “ Percayalah kepada tentara kerajaan”
( Disadur dari buku Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia karangan DR. AH. Nasution )

Sabtu, 05 Mei 2012

JAVANESE ENGLISH 1

Let's learn English with Javanese approaches, you can available this CDs and tapes in the nearest shop, hahahahahahaha..................

STAR SYSTEM IN MUSIC INDUSTRY


Star system atau sistem bintang berasal dari industri film Holywood, dimana sistem ini muncul di dunia film sekitar tahun 1915, perhatian audiens diarahkan tak hanya pada alur cerita sebuah film akan tetapi mulai memperhatikan aktor dan aktrisnya. Sehingga sering kali sebuah perusahaan film sengaja merilis artikel tentang kehidupan para aktor dan aktris dengan harapan audiens akan semakin penasaran dengan film yang mereka bintangi.

Seiring dengan perkembangan jaman, sistem bintang ini mulai merambah pada dunia musik ( industri rekaman ). Dalam dunia musik para penyanyi sering disebut sebagai bintang walau saat ini banyak musisi yang juga sebagai bintang. Industri secara sengaja menyiarkan informasi yang berhubungan dengan mereka secara terus- menerus melalui majalah, koran dan yang paling efektif melalui infotainmen di televisi.

Jadi "bintang" dalam industri musik modern merupakan salah satu strategi untuk menjual produk dan untuk mencapai pembaharuan yang selalu dibutuhkan dan merupakan suatu mekanisme yang tumbuh subur saat ini bak cendawan di musim penghujan.

Biasanya seorang bintang selalu mempunyai suatu kelebihan, atau sesuatu yang lebih dari yang kita punyai, misal: lebih cantik, lebih ganteng, lebih glamor, lebih pandai, dll. Jadi kita mengagumi mereka  lantaran kelebihan mereka, dan sebagian besar dari kita mempunyai mimpi: seandainya kita mempunyai kesempatan dan keberuntungan seperti mereka. Tetapi ingat kelebihan itu bukan dalam bidang seni musik, jadi seorang penyanyi cantik belum tentu dia mampu bernyanyi dengan baik dan saat ini banyak penyanyi atau band yang sebetulnya berkemampuan pas-pasan tetapi karena bertuntung dan bermodal sehingga bisa terkenal. Terkadang kita tertipu oleh penglihatan luar dan begitu percaya bahwa kostum mewah, gaya rambut fashionable berarti juga "kelebihan dalam".   

SURAMNYA BAYANG - BAYANG (episode1)


SURAMNYA BAYANG-BAYANG

Oleh : SH. Mintarja



Bab 1

KETIKA hujan reda di ujung malam, maka bulan pun mulai nampak di balik bayangan
mega yang kelabu. Jalan-jalan yang sunyi menjadi licin dan berlumpur. Sementara
pintu-pintu sudah tertutup rapat.
Namun dalam pada itu, dalam keheningan yang semakin mencengkam, seseorang duduk
di atas sebuah amben bambu sambil mengusap hulu pedangnya. Sebuah mangkuk berisi
air panas masih terletak di hadapannya.
Sesekali orang itu meneguk minuman panas itu. Namun kemudian pelahan-lahan ia
bangkit sambil bergumam, “Waktunya telah tiba.”
Orang itu berdiri tegak sambil memandangi ruangan itu dari sudut sampai ke
sudut. Setiap benda yang ada di ruang itu diperhatikan dengan seksama. Namun
kemudian ia pun telah menarik nafas dalam-dalam. Sambil melangkah ke pintu,
orang itu memanggil, “Wiradana....”
Seorang anak muda yang mendengar panggilan itu pun bangkit dari pembaringannya.
Udara yang dingin telah mendorongnya untuk berbaring sambil merenungi dirinya
sendiri.
Ketika Wiradana memasuki ruang tengah, dilihatnya ayahnya berdiri dengan pedang
di lambung.
“Ayah...” desis anak muda itu.
“Ayah akan pergi. Aku tidak tahu apakah aku akan kembali atau tidak. Tetapi kau
sudah cukup dewasa. Kau tahu apa yang harus kau lakukan,” desis orang berpedang
itu.
“Ayah akan kemana?” tanya Wiradana.
“Baiklah. Aku akan berkata terus terang. Justru karena aku mengharap bahwa kau
akan dapat menanggapi keadaan dengan sebaik-baiknya.” Ayahnya terdiam sejenak,
lalu, “Wiradana, Tanah Perdikan ini mulai berkembang. Kau harus dapat berbuat
sebagaimana ayah berbuat selama ini atas Tanah Perdikan ini. Seandainya ayah
tidak kembali, maka aku yakin bahwa Tanah Perdikan ini tidak akan menjadi
kuncup. Tetapi akan mekar dan menjadi sejahtera.”
“Apa sebenarnya yang akan ayah lakukan?” tanya Wiradana.
“Hari ini adalah hari yang sudah aku janjikan untuk bertemu dengan Gonggang
Wirit,” jawab ayahnya.
“Siapakah Gonggang Wirit itu, ayah?” tanya Wiradana.
Ayahnya menarik nafas dalam-dalam. Katanya, “Tidak banyak orang yang mengenal
namanya. Bahkan aku kira orang itu telah mati pula. Namun tiba-tiba ia datang ke
Tanah perdikan Sembojan ini.”
“Apa hubungannya dengan ayah dan untuk apa ia datang kemari?” desak Wiradana.
“Persoalan itu sebenarnya telah terjadi sejak kau belum dilahirkan.” Wajah orang
tua itu menjadi keruh. “Persoalannya berkisar pada persoalan ibumu. Aku telah
bertengkar dengan seseorang sehingga aku tidak dapat berbuat lain daripada
membunuhnya. Laki-laki yang mati itu adalah adik orang yang bernama Gonggang
Wirit. Untunglah bahwa ibumu sekarang sudah tidak ada lagi, sehingga ia tidak
melihat, bahwa pertentangan yang terjadi lebih dari duapuluh tahun yang lalu itu
masih saja berkelanjutan.”
“Apakah Gonggang Wirit datang memang untuk mempersoalkan peristiwa yang terjadi
lebih dari duapuluh tahun yang lalu itu?” tanya Wiradana.
“Agaknya tidak, Wiradana,” jawab ayahnya. “Ternyata sekarang Gonggang Wirit
telah menjadi seorang gegedhug yang membuat negeri ini menjadi keruh. Mungkin
Tanah perdikan ini dianggapnya terlalu jauh dari pusat pemerintahan di Demak,
sehingga Gonggang Wirit telah memilih daerah yang sedang tumbuh ini menjadi
sasarannya.”
“Ayah, apakah Gonggang Wirit mempunyai hubungan dengan gerombolan Kalamerta yang
membuat rusuh di Tanah perdikan Sembojan ini?” tanya Wiradana.
“Ternyata Kalamerta itu adalah Gonggang Wirit,” jawab ayahnya. “Ia memang
menggantikan namanya dan melakukan pekerjaan yang nista dengan kemampuannya yang
tinggi dalam olah kanuragan. Agaknya Tanah Perdikan ini akan banyak mengalami
kesulitan jika kita harus berhadapan langsung dengan gerombolan itu.”
“Tetapi kenapa ayah akan menemuinya sekarang? Sebab menurut tanggapanku, ayah
akan menemuinya dalam perang tanding,” sahut Wiradana dengan cemas.
“Ya. Aku memang mengharap dapat bertemu dengan Gonggang Wirit dalam perang
tanding. Aku tidak mempunyai cara lain untuk menyelamatkan Tanah Perdikan ini.
Jika aku berhasil memancingnya, maka aku kira para pengikutnya akan kehilangan
pegangan, sehingga para pengawal Tanah Perdikan ini akan dapat menghadapi
mereka,” jawab ayahnya.
“Ayah yakin akan dapat membunuhnya?” tanya Wiradana.
“Aku akan mencobanya. Tetapi jika aku tidak berhasil, dan aku justru terbunuh,
maka jangan kau sesali. Mungkin aku memang harus menebus tingkah lakuku lebih
dari duapuluh tahun yang lalu. Tetapi jika terjadi demikian, kau harus dengan
cepat memberikan laporan, tidak usah ke pusat pemerintahan di Demak. Kau dapat
menugaskan dua-tiga orang untuk melaporkan ke Kadipaten Pajang yang jauh lebih
dekat. Mudah-mudahan Pajang menaruh perhatian atas tingkah laku segerombolan
berandal di Tanah Perdikan Sembojan ini,” jawab ayahnya.
Wiradana termanggu-mangu. Namun kemudian katanya, “Ayah, sebaiknya ayah tidak
pergi seorang diri. Apakah ayah yakin, bahwa orang itu akan menghadapi ayah
dengan jujur?”
“Aku sudah berhasil memancing persoalan. Aku berhasil mengungkat persoalan lama
sehingga aku berhasil membatasi persoalan itu antara aku dengan Gonggong Wirit,
kakak dari seorang yang pernah aku bunuh lebih dari dua puluh tahun yang lalu,”
jawab ayahnya pula.
“Jadi ayah memang sudah pernah bertemu dengan orang itu?” bertanya Wiradana
pula.
“Aku bertemu dengan seseorang yang pernah aku kenal justru dari sudut pasar, di
pande besi ketika aku ingin memesan sepuluh kejen bajak utuk padukuhan Gambir,”
jawab ayahnya pula. “Agaknya Gongong Wirit tidak lupa kepadaku sebagaimana aku
tidak lupa kepadanya meskipun kit sudah berpisah. Ternyata sorot matanya masih
tetap memancarkan dendam atas kematian adiknya meskipun itu sudah terjadi lama
sekali. Ketika orang itu tahu, bahwa aku adalah kepala Tanah Perdikan ini, maka
ia mengancam akan menghancurkan Tanah Perdikan itu. Satu-satunya jalan adalah
memancing kebenciannya kepadaku dan membatasi persoalannya sebagai persoalan
pribadi. Akhirnya, aku berhasil menjebaknya dalam satu perang tanding.”
“Bagaimana jika orang itu curang ayah?” bertanya Wiradana pula.
“Tidak. Ia sudah mengatakan, bahwa dalam persoalan pribadi ini, akan berdiri di
atas harga dirinya demi menuntut balas atas kematian adiknya itu,” jawab ayah
Wiradana.( continued )