DI WILAYAH JOGJA JATENG JABAR
Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda
melancarkan serangan baik laut, udara dan darat ke wilayah RI. Tepat pukul
00.00 pasukan- pasukan kita d front depan diserang secara mendadak, sedang di
front belakang diserang pada pukul 06.00 pagi.
Di Jogja, sekitar pukul 07.00
pagi, 4 buah pesawat pemburu Belanda terbang rendah mengelilingi kota
Jogjakarta, setelah melayang-layang 15 menit, keempat pesawat terbang ke arah
kota Semarang. Tengah hari datang lagi 4 pesawat pembom Belanda dan melakukan
pemboman terhadap lapangan terbang Maguwo yang terletak disebelah timur kota
Jogjakarta. Serangan dilancarkan dari pukul 15.35 sampai dengan pukul 15.50
yang mengakibatkan beberapa kerusakan pada lapangan terbang tersebut dan
terdapat empat orang korban luka-luka karena serangan tersebut.
Pukul 07.55 pagi, sebuah bomber
Belanda terbang di atas kota Magelang dan menyebarkan pamflet propaganda
Belanda yang ditanda tangani oleh Van Mook.Di front Semarang, Belanda pukul
07.30 mulai melancarkan serangan dengan membombardir di daerah sekitar
Gunungpati. Di front Bandung, Belanda melepaskan tembakan dengan senjata berat
ke arah kampung- kampung di sektor Bandung Timur, pihak kita membalas dengan
tembakan –tembakan pula.
Di Tasikmalaya empat pesawat
bomber Belanda, menyerang lapangan
terbang Cibeureum, akibatnya dua orang tewas dan satu orang luka ringan. Pukul
14.00 sampai 14.30 Tasikmalaya kembali mendapat serangan udara yang kedua
kalinya. Lima buah bom dijatuhkan yang mengakibatkan banyak rumah penduduk
rusak parah, tetapi sebuah bom yang beratnya 25 kg tidak meledak. Di front Bandung
Timur Belanda melepaskan tembakan- tembakan dengan senjata artileri, tembakan
ini terjadi dari pukul 13.30 sampai dengan 14.00 kemudian diulangi lagi 14.30
sampai dengan 15.00 yang diarahkan ke daerah Rancaekek dan Tanjungsari. Hari
itu juga pesawat- pesawat bomber Belanda membabi buta melakukan penembakan-
penembakan di Sumedang, Cicalengka, kampung – kampung disekitar Nagreg dan
jalan antara Leuweungtiis dan Nagreg.
DI WILAYAH JAWA TIMUR
Pukul 05.20 sebuah kapal perang
Belanda dan beberapa motorboot menyerang pelabuhan Ketapang dibantu oleh dua
pesawat terbang yang menembak dari udara. Pesawat- pesawat tersebut menyebarkan
pamflet di atas kota dan kemudian menyerang daerah sepanjang pantai dengan
mitralyur berat. Bahkan bengkel kereta api juga diserang dari udara sehingga menyebabkan
satu orang tewas. Pamflet propaganda Belanda isinya “tentara kerajaan dapat
menjamin keamanan dan keadaan damai selama- lamanya, jangan membumi hanguskan,
yang merusak akan dihukum, dan pasukan senjata supaya menyerah”. Seorang
penduduk mengatakan, bahwa isi pamflet mengingatkan pamflet Jepang sebelum
tentara mereka menyerbu ke Indonesia.
Di kota Banyuwangi diserang
selama seharian, bahkan sehari sebelumnya, tanggal 20 Juli 1947 sebuah kapal
perang Belanda dengan 10 motorbootnya berlayar di selat Bali. Kereta api
penumpang yang berangkat dari Banyuwangi ke Jember diserang oleh dua peswat
bomber Belanda dengan tembakan mitralyur pada pukul 07.50. Sedangkan pada pukul
09.15 di Besuki berlabuh beberapa kapal perang Belanda dan menembaki pantai
Blitok, selain itu beberapa pesawat Belanda menyebarkan pamflet di daerah
Besuki.
Isi pamflet yang ditanda tangani
Letnan Jenderal Spoor berisi :
1. Kepada
rakyat, agar jangan gelisah dan supaya menghalang- halangi tindakan bumi hangus
2. Kepada
pasukan bersenjata supaya menyerahkan senjata
3. Kepada
pamong praja supaya membantu pemerintah Belanda, karena mereka bertanggung
jawab pada rakyat
4. Kepada
alim ulama dipersilahkan meneruskan kewajibannya yang suci dan murni
Pamflet propaganda Belanda ini
diakhiri dengan kalimat “ Percayalah kepada tentara kerajaan”
( Disadur dari buku Sekitar
Perang Kemerdekaan Indonesia karangan DR. AH. Nasution )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar