Senin, 07 Mei 2012

SEKILAS CLASH I BELANDA JULI 1947


DI WILAYAH JOGJA JATENG JABAR

Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan serangan baik laut, udara dan darat ke wilayah RI. Tepat pukul 00.00 pasukan- pasukan kita d front depan diserang secara mendadak, sedang di front belakang diserang pada pukul 06.00 pagi.
Di Jogja, sekitar pukul 07.00 pagi, 4 buah pesawat pemburu Belanda terbang rendah mengelilingi kota Jogjakarta, setelah melayang-layang 15 menit, keempat pesawat terbang ke arah kota Semarang. Tengah hari datang lagi 4 pesawat pembom Belanda dan melakukan pemboman terhadap lapangan terbang Maguwo yang terletak disebelah timur kota Jogjakarta. Serangan dilancarkan dari pukul 15.35 sampai dengan pukul 15.50 yang mengakibatkan beberapa kerusakan pada lapangan terbang tersebut dan terdapat empat orang korban luka-luka karena serangan tersebut.
Pukul 07.55 pagi, sebuah bomber Belanda terbang di atas kota Magelang dan menyebarkan pamflet propaganda Belanda yang ditanda tangani oleh Van Mook.Di front Semarang, Belanda pukul 07.30 mulai melancarkan serangan dengan membombardir di daerah sekitar Gunungpati. Di front Bandung, Belanda melepaskan tembakan dengan senjata berat ke arah kampung- kampung di sektor Bandung Timur, pihak kita membalas dengan tembakan –tembakan pula.
Di Tasikmalaya empat pesawat bomber Belanda, menyerang  lapangan terbang Cibeureum, akibatnya dua orang tewas dan satu orang luka ringan. Pukul 14.00 sampai 14.30 Tasikmalaya kembali mendapat serangan udara yang kedua kalinya. Lima buah bom dijatuhkan yang mengakibatkan banyak rumah penduduk rusak parah, tetapi sebuah bom yang beratnya 25 kg tidak meledak. Di front Bandung Timur Belanda melepaskan tembakan- tembakan dengan senjata artileri, tembakan ini terjadi dari pukul 13.30 sampai dengan 14.00 kemudian diulangi lagi 14.30 sampai dengan 15.00 yang diarahkan ke daerah Rancaekek dan Tanjungsari. Hari itu juga pesawat- pesawat bomber Belanda membabi buta melakukan penembakan- penembakan di Sumedang, Cicalengka, kampung – kampung disekitar Nagreg dan jalan antara Leuweungtiis dan Nagreg.

DI WILAYAH JAWA TIMUR

Pukul 05.20 sebuah kapal perang Belanda dan beberapa motorboot menyerang pelabuhan Ketapang dibantu oleh dua pesawat terbang yang menembak dari udara. Pesawat- pesawat tersebut menyebarkan pamflet di atas kota dan kemudian menyerang daerah sepanjang pantai dengan mitralyur berat. Bahkan bengkel kereta api juga diserang dari udara sehingga menyebabkan satu orang tewas. Pamflet propaganda Belanda isinya “tentara kerajaan dapat menjamin keamanan dan keadaan damai selama- lamanya, jangan membumi hanguskan, yang merusak akan dihukum, dan pasukan senjata supaya menyerah”. Seorang penduduk mengatakan, bahwa isi pamflet mengingatkan pamflet Jepang sebelum tentara mereka menyerbu ke Indonesia.
Di kota Banyuwangi diserang selama seharian, bahkan sehari sebelumnya, tanggal 20 Juli 1947 sebuah kapal perang Belanda dengan 10 motorbootnya berlayar di selat Bali. Kereta api penumpang yang berangkat dari Banyuwangi ke Jember diserang oleh dua peswat bomber Belanda dengan tembakan mitralyur pada pukul 07.50. Sedangkan pada pukul 09.15 di Besuki berlabuh beberapa kapal perang Belanda dan menembaki pantai Blitok, selain itu beberapa pesawat Belanda menyebarkan pamflet di daerah Besuki.
Isi pamflet yang ditanda tangani Letnan Jenderal Spoor berisi :
1.       Kepada rakyat, agar jangan gelisah dan supaya menghalang- halangi tindakan bumi hangus
2.       Kepada pasukan bersenjata supaya menyerahkan senjata
3.       Kepada pamong praja supaya membantu pemerintah Belanda, karena mereka bertanggung jawab pada rakyat
4.       Kepada alim ulama dipersilahkan meneruskan kewajibannya yang suci dan murni
Pamflet propaganda Belanda ini diakhiri dengan kalimat “ Percayalah kepada tentara kerajaan”
( Disadur dari buku Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia karangan DR. AH. Nasution )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar